Budayawan sekaligus Ketua Komite Indonesia Bebas Mafa, Eros Djarot menyatakan, kondisi Negara Indonesia saat ini dianggap sudah masuk level darurat dari penguasaan para mafia.
Hampir semua lini telah dikuasai, termasuk di ranah konstitusi.
"Saya menaggap bahwa negeri ini sekarang sudah darurat mafia, tercengkram begitu jauh ke kubunya para oligarki. Mereka sudah menguasai di sketor bisnis, perdagangan, kebijakan. Bahkan sekarang ada juga mafia konstitusi," katanya di sela-sela acara dialog kebudayaan dan kebangsaan, di Purwokerto, Kamis 2 Maret 2023 malam.
Dialog kebudayaan dan kebangsaan ini memantik soal membangunkan kedasaran kembali covil society, selamatkan negeri dari kekuasaan mafia (oligarki).
Dialog yang dipandu Bambang Barata Aji (BBA), seniman dan dalang asal kedungbanteng, ini melibatkan para pelaku budaya, tokoh-tokoh pergerakan, pegiat sosial, anak-anak muda dan mahasiswa sejumlah kapus.
Menurut Eros, cengkraman para oligar itu mulai dari beras, tanah, dan sampai rerakhir konstitusi. Ia mencontohkan, lahirnya UU Cipta Kerja, sudah terkooptasi untuk kepentingan para pengusaha.
"Sederhananya ginilah, mau yalon sebagai kepala desa, kepala daerah atau pesiden sekalipun, kalau tidak ada sponsor (penyokong dananya), apa bisa jalan. Kalau jadi apa tidak terkooptasi," katanya mencontohkan.
Karena itu, Eros mengingatkan pemerintah harus kemali pro rakyat, bukan pro ke oligarki. Selanjutnya, kata dia, jika partai-partai sudah tidak berfungsi menampung spirasi dan memperjuangkan tuntutan dan hak rakyat, maka saatnya gerakan kesadaran civil society harus dibangunkan kembali.
Dia menilai, Jakarta (pusat kekuasaan-red),kini menjadi pusat pembusukan peradaban, maka ia berharap daerah-daerah terbangun Indonesia yang asli dengan peradabannya. Artinya, kata dia, peradaban yang berdasarkan alur dan kultur bangsanya sendiri.
"Desa mengepung kota, ya ini yang sekarang harus dilakukan. Justru orang-orang daerah yang harus memberi pewarnaan ke depan. Jangan dibalik, sekarang kalau ada pejabat datang dari pusat (ibukota), terus di subyo-subyo (dipuji-puji-red)," ujar ketua Gerakan Bhineka Nasional ini.
Gerakan penyelamatan negeri dari pengusaan para mafia ini bisa dibumikan, menurut Eros, caranya adalah membangunkan kembali kutur perlawanan (counter culture).
Salah satu senjata untuk membangkitkan dan membangun Indonesia kembali, kata Eros, mengembalikan jati diri peran media. Yakni peran media massa harus kembali menunjukkan keperpihakannya kepada kekuatan civil society, bukan mendukung atau menjadi bagian dari kelompk mafia {oligarki).
"Sekarang kan perang narasi. Pencitraan menjadi segalanya. Ini yang meng-fush kan media juga. Kalau bisa ya jadi media perlawanan, karena sekarang baser-baser terlalu banyak. Media harus bisa memberikan pencerahan untukmenyelamatkan negeri ini," tegas dia.
Eros mengaku, gerakan perlawanan terhadap mafia yang ia lakukan bersama elemen lain sudah kongkrit. Di antaranya bersama Menkopolhukam, Mahfud MD.
Dia mengatakan, komunitas-komunitas atau massa yang sadar dari kekuatan civil society harus bisa bersatu kembali.
Karena itu, dia mendorong di daerah dibentuk laboratorium-laboratorium Pancasila dalam praktik. Bukan lagi dari pusat. Jika daerah sampai tergerus, maka tak menutup kemungkinan pembusukan-pembusukan juga terjadi di daerah-daerah.
"Untuk mewarnai Indonesia, justru di daerah harus bangkit kesadarannya. Kalau pusat yang mewarnai sudah jelas rusak. Saya bicara seperti ini bukan anti pemerintah, tapi atasnama kultur," tegasnya.
Liputan media lainnnya:
- https://www.kulturnativ.com/peristiwa/707847006/mafia-melanggar-konstitusi-erros-djarot-mintacivil-society-bergerak-untuk-selamatkan-indonesia
- https://jateng.tribunnews.com/2023/03/03/temu-budaya-di-banyumas-eros-djarot-negeri-ini-darurat-mafia-no-viral-no-justice
- https://www.watyutink.com/viralnyuss/5037845779/mafia-mulai-serang-konstitusi-erros-djarot-civil-society-harus-bangkit-selamatkan-indonesia